Kamis, 07 November 2013

Bangunan Hemat Energi


Bangunan Hemat Energi: Rancangan Pasif dan Aktif

Penipisan cadangan minyak nasional akan menempatkan Indonesia sebagai negara pengimpor sumber daya energi ini dalam waktu dekat. Salah satu sektor penting yang sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahan bakar minyak adalah bangunan, umumnya mengonsumsi BBM dalam bentuk energi listrik sekitar 30-60 persen dari total konsumsi BBM di suatu negara.
Untuk kawasan tropis, penggunaan energi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik umumnya lebih rendah dibandingkan dengan negara di kawasan sub- tropis yang dapat mencapai 60 persen dari total konsumsi energi. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan pemanas ruang di sebagian besar bangunan saat musim dingin. Sementara di kawasan tropis, pendingin ruang (AC) hanya digunakan sejumlah kecil bangunan. Meskipun demikian, penghematan energi di sektor bangunan di wilayah tropis semacam Indonesia tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional.
Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab ketidaknyamanan, seperti hujan, terik matahari, angin kencang, dan udara panas tropis, agar tidak masuk ke dalam bangunan. Udara luar yang panas dimodifikasi bangunan dengan bantuan AC menjadi udara dingin. Dalam hal ini dibutuhkan energi listrik untuk menggerakkan mesin AC. Demikian juga halnya bagi penerangan malam hari atau ketika langit mendung, diperlukan energi listrik untuk lampu penerang.
Penghematan energi melalui rancangan bangunan mengarah pada penghematan penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan buatan, maupun peralatan listrik lain. Dengan strategi perancangan tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi listrik. Kebutuhan energi per kapita dan nasional dapat ditekan jika secara nasional bangunan dirancang dengan konsep hemat energi.
Para arsitek di Barat memulai langkah merancang bangunan hemat energi sejak krisis energi tahun 1973, sementara hingga kini-30 tahun sejak krisis energi di negara Barat-belum juga muncul pemikiran ke arah itu di kalangan arsitek Indonesia.

Rancangan pasif

Perancangan bangunan hemat energi dapat dilakukan dengan dua cara: secara pasif dan aktif. Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih mengandalkan kemampuan arsitek bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu “mengantisipasi” permasalahan iklim luar.
Perancangan pasif di wilayah tropis basah seperti Indonesia umumnya dilakukan untuk mengupayakan bagaimana pemanasan bangunan karena radiasi matahari dapat dicegah, tanpa harus mengorbankan kebutuhan penerangan alami. Sinar matahari yang terdiri atas cahaya dan panas hanya akan dimanfaatkan komponen cahayanya dan menepis panasnya.
Strategi perancangan bangunan secara pasif di Indonesia bisa dijumpai terutama pada bangunan lama karya Silaban: Masjid Istiqal dan Bank Indonesia; karya Sujudi: Kedutaan Prancis di Jakarta dan Gedung Departemen Pendidikan Nasional Pusat; serta sebagian besar bangunan kolonial karya arsitek-arsitek Belanda. Meskipun demikian, beberapa bangunan modern di Jakarta juga tampak diselesaikan dengan konsep perancangan pasif, seperti halnya Gedung S Widjojo dan Wisma Dharmala Sakti, keduanya terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.

Rancangan aktif: solar sel

Dalam rancangan aktif, energi matahari dikonversi menjadi energi listrik sel solar, kemudian energi listrik inilah yang digunakan memenuhi kebutuhan bangunan. Dalam perancangan secara aktif, secara simultan arsitek juga harus menerapkan strategi perancangan secara pasif. Tanpa penerapan strategi perancangan pasif, penggunaan energi dalam bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat kenyamanan termal dan visual harus dicapai.
Strategi perancangan aktif dalam bangunan dengan sel solar belum dijumpai di Indonesia saat ini. Penggunaan sel solar masih terbatas pada kebutuhan terbatas bagi penerangan di desa-desa terpencil Indonesia.
Salah satu bangunan yang dianggap paling berhasil menerapkan teknik perancangan pasif dan aktif secara simultan dan sangat berhasil dalam mengeksploitasi penggunaan sel solar adalah bangunan paviliun Inggris (British pavillion). Bangunan ini dirancang Nicholas Grimshaw & Partner, arsitek yang juga merancang Waterloo International Railway Station yang menghubungkan Inggris dengan Perancis melalui jalur bawah laut. Paviliun Inggris ini dibangun di kompleks Expo 1992 di kota Seville, Spanyol, sebagai perwujudan hasil sayembara tahun 1989 yang dimenangi arsitek tersebut.
Bangunan ini dirancang dengan pertimbangan iklim setempat, yaitu temperatur udara musim panas saat Expo dilangsungkan dapat mencapai 45 derajat Celsius, serta meminimalkan penggunaan energi yang mengemisi karbondioksida.
Beberapa strategi rancangan yang digunakan mengantisipasi kondisi udara ini adalah pertama, menggunakan tabir air pada dinding timur yang berfungsi sebagai filter radiasi matahari pagi untuk pendingin bangunan tanpa menghilangkan potensi penerangan alami pagi hari. Tabir air dijatuhkan dari dinding bagian atas bangunan mengalir di seluruh dinding kaca sepanjang 65 meter ke kolam di dasar bangunan.
Aliran air sebagai tabir dinding kaca berfungsi untuk pendinginan permukaan kaca itu sendiri serta menurunkan temperatur lingkungan di sekitar bangunan secara evaporatif. Humidity udara pada kawasan ini relatif rendah, sekitar 50-70 persen.
Dinding kaca terbuat dari bahan yang 20 persennya merupakan komponen keramik dan berfungsi mengurangi panas matahari tanpa mengorbankan cahaya yang masuk ke dalam bangunan. Penggunaan tabir air pada dinding timur ini mampu menurunkan temperatur udara di dalamnya hingga 10 derajat Celsius.
Sisi barat dinding bangunan dilapis kontainer berisi air yang berfungsi sebagai penyerap panas matahari sore. Panas yang diserap kontainer mengurangi pemanasan bangunan siang dan sore hari. Selanjutnya kontainer akan menghangatkan bangunan pada malam hari (temperatur udara luar malam hari cenderung rendah di bawah batas nyaman). Air panas dalam kontainer ini juga dimanfaatkan bagi keperluan pengguna bangunan.
Dinding bangunan sisi selatan diberi lembaran semitransparan yang diperkuat dengan konstruksi baja. Selain sebagai elemen estetika yang mencitrakan layar kapal yang menjadi simbol kejayaan Inggris di laut, juga berfungsi mengurangi radiasi panas sisi selatan.
Sejumlah 1.040 panel sel solar di bagian atap bangunan yang - membentuk semacam deretan layar kapal dan mampu menghasilkan 46kW daya listrik digunakan untuk sebagian besar keperluan listrik bangunan. Konstruksi panel sel solar ini diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat melindungi atap terhadap radiasi matahari dari sisi selatan. Paviliun Inggris ini menggunakan energi listrik sekitar 24 persen lebih rendah daripada energi yang seharusnya digunakan bangunan yang dirancang tanpa strategi semacam ini.
Langkah merancang bangunan hemat energi baik secara pasif maupun aktif seperti di atas perlu dicermati. Sudah waktunya para arsitek Indonesia memulainya. Jika dalam waktu dekat Indonesia menjadi negara pengimpor minyak neto dan harga BBM dan tarif listrik dalam negeri melambung, sebagian besar bangunan yang boros energi tidak lagi dapat berfungsi. Pemakai bangunan akan menemui kesulitan menanggung biaya listrik untuk lift, AC, pompa, dan peralatan lain, yang tinggi. Masih ada waktu untuk menghindari situasi buruk semacam ini dengan memulai merancang bangunan yang hemat energi, hemat listrik, sejak sekarang.

Sumber http://www.jurnalinsinyurmesin.com/index.php?option=com_content&view=article&id=65&Itemid=90

Bangunan Ramah Lingkungan Perpus UI

Perpustakaan UI yang Ramah Lingkungan
perancangan bangunan perpustakaan UI
perancangan bangunan perpustakaan UI
analisa site perpustakaan
analisa site perpustakaan







Lokasi                         : Universitas Indonesia
Luas bangunan       : 30.000m2 atau 3 hektar
Jumlah lantai          : 8 lantai
Proyek ini merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun pada tahun 1986-1987, didanai oleh pemerintah dan industri dengan anggaran sekitar Rp100 miliar, yang dibangun diarea seluas 3 hektar dengan 8 lantai, yang dirancang berdiri di atas lanskap bukit buatan dan terletak di depan Danau Kenanga yang ditumbuhi pepohonan besar berusia 30 tahun akan menambah keindahan bagi perpustakaan tersebut sehingga akan tercipta suasana yang lebih nyaman.
Bangunan perpustakaan yang akan menjadi iconic atau landmark ini, mempunyai konsep sustanable building yang ramah lingkungan (eco friendly), bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi matahari (solar energy), maka nantinya di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik dalam bentuk apa pun. Nanti semua kebutuhan plastik akan diganti dengan kertas atau bahan lain. Bangunan ini juga didesain bebas asap rokok, hemat listrik, air dan kertas.
Perpustakaan ini mampu menampung sekitar 10.000 orang pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari. Koleksi buku di dalamnya akan menampung 3-5 juta judul buku. Sistem IT mutakhir juga akan melengkapi perpustakaan tersebut sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal dan lain-lain.
Konstruksi
  • Model bangunan menghadirkan bangunan masa depan dengan mengambil sisi danau sebagai orientasi perancangan. Penggunaan bukit buatan sebagai potensi pemanfaatan atap untuk fungsi penghijauan. Sedangkan pencahayaan alam dilakukan melalui beberapa skylight.
  • Di balik gundukan rerumputan hijau terdapat 5 bangunan tinggi yang menjulang hingga beberapa ratus meter berisikan ruangan-ruangan kosong yang disiapkan sebagai ruang utama perpustakaan UI.
  • Di punggung bukit bangunan di timbun tanah dan ditanami rerumputan yang berguna sebagai pendingin suhu ruangan yang ada didalamnya, hingga dapat mereduksi fungsi alat pendingin udara sampai 15 persen.
  • Di antara punggung rerumputan itu terdapat jaringan-jaringan selokan yang di sampingnya terdapat kaca tebal bening selebar 50 sentimeter. Selokan itu untuk mengalirkan air hujan ke tanah resapan, sedangkan fungsi kaca sebagai sistem pencahayaan.
  • Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Dengan begitu, penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal.
  • Penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan.
  • Guna memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi sistem pengolahan limbah. Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan. Dengan diproses terlebih dahulu melalui pengolahan limbah atau sewage treatment plant (STP).
  • Terdiri delapan lantai,
    • Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis mahasiswa yang terdiri toko buku, toko cenderamata, ruang internet, serta ruang musik dan TV. Ada juga restoran dan kafe, pusat kebugaran, ruang pertemuan, ruang pameran, dan bank.
    • Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas seperti ruang tamu, ruang pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang teknologi informasi, serta unit pelayanan teknis.
    • Sedangkan di lantai 7 terdapat ruang sidang dan ruang diskusi. Gedung perpustakaan juga dilengkapi plaza dan ruang pertemuan yang menjorok ke danau.
  • Gedung akan menggunakan panel surya sebagai sumber energinya.
  • Keunikan yang lain, nanti akan terdapat berbagai huruf aksara dari seluruh dunia yang akan ditulis di kaca gedung sebagai dinding.
Finishing Bahan Bangunan
  • Interior menggunakan batu paliman palemo.
  • Eksterior bangunan tersebut menggunakan batu alam andesit.
Bahan bangunan dari batuan ini (batu alam andesit untuk eksterior dan batu paliman palemo untuk interior) bersifat bebas pemeliharaan (maintenance free) dan tidak perlu dicat. Batuan ini diperoleh dari Sukabumi.
Untuk melengkapi desain ramah lingkungan, sejumlah pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter lebih dari 100 sentimeter sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung itu. Keindahan menjadi lengkap karena gedung itu mengeksplorasi secara maksimal keindahan tepi danau yang asri, sejuk, dan, teduh.
KESIMPULAN
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI BANGUNAN PERPUSTAKAAN UI
a. Keuntungan
  • Diarea seluas 3 hektar dengan 8 lantai, mampu menampung sekitar 10.000 orang pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari. Dengan koleksi buku di dalamnya sebanyak 3-5 juta judul buku. Dan dilengkapi pula dengan sistem IT mutakhir sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal dan lain-lain.
  • penggunaan sirkulasi udara alam maksimal, karena interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void.
  • Guna memenuhi standar ramah lingkungan, limbah air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan, dengan diproses terlebih dahulu melalui pengolahan.
  • Bahan matrial bangunan untuk eksterior dan interior dari batuan (batu alam andesit untuk eksterior dan batu paliman palemo untuk interior) bersifat bebas pemeliharaan (maintenance free) dan tidak perlu dicat. Sehingga dapat meminimalisir pengeluaran pembiayaan.
  • Adanya pendingin suhu ruangan yang alami, yang timbul dari, punggung bukit bangunan di timbun tanah dan ditanami rerumputan.
  • Terdapat system penerangan alami dari cahaya matari yang di dapat dari tembusan cahaya yg datang menembus kaca yang terletak di antara punggung rerumputan.
b. Kerugian
  • Memakan biaya yang cukup besar untuk membangun bangunan perpustakaan di area 3 hektar.

Walaupun dari kerugian biaya yang dikeluarkan cukup besar, namun dapat memberikan dampak atau pengaruh baik yang cukup besar pada lingkungan, karena biaya yang dikeluarkan hanya dalam proses pembangunan saja, tidak untuk perawatan bangunan setelah selesai, karena dampak atau keuntungan yang diperoleh sangat banyak, seperti tidak memerlukan lagi pendingin buatan (ac atau kipas angin) dan cahaya penerangan yang cukup, serta keuntungan-keuntungan lainnya.

Sumber http://ismiy.wordpress.com/2010/10/20/bangunan-arsitektur-ramah-lingkungan-4/

Rabu, 06 November 2013

5 Teknologi Ramah Lingkungan

5 Teknologi Ramah Lingkungan
Air Tree di Madrid, Spanyol (Gambar: Google)

Air Tree, Spanyol
Untuk yang pertama adalah bangunan yang bernama Air Tree. Bangunan yang didirikan di Madrid ini dibuat dari berbagai barang-barang daur ulang, tidak hanya itu bangunan ini juga menyediakan ventilasi alami serta memberi perlindungan panas ketika musim panas datang. Bangunan ini juga dilengkapi tenaga surya yang dikumpulkan dari panel photovoltaic yang digunakan untuk menyirami tanaman dan segala hal yang berhubungan dengan pemeliharaan tanaman di Air Tree tersebut.

Gedung parlemen di Berlin (Gambar: National Geographic)

Gedung Pemerintah, Berlin
Yang kedua merupakan gedung pemerintahan. Ya gedung pemerintahan, tepatnya di Berlin, Jerman. Memang gedung ini adalah gedung parlemen, tempat dimana para pejabat pemerintahan bekerja untuk rakyat-rakyatnya. Gedung pemerintahan di Jerman atau yang mempunyai nama The Reichstag adalah gedung yang menggunakan kaca dan cermin untuk memantulkan cahaya matahari sejauh mungkin, sehingga tidak perlu lagi bergantung pada penerang buatan. Tidak hanya itu kehebatannya, gedung pemerintahan ini juga bisa mengumpulkan air hujan dan juga tempat mengumpulkan sumber energi.


Rumah kaca terapung di New York (Gambar: Google)

The Science Barge, New York
Yang ketiga merupakan bagunan yang bernama The Science Barge yang ada di New York. Bangunan atau rumah kaca ini merupakan tempat edukasi lingkungan sekaligus rumah kaca, yang terapung di atas Sungai Hudson, New York.  Rumah kaca ini dilengkapi tenaga surya yang digunakan untuk menggerakannya dengan bantuan angin, dan bahan bakar bio. Karena sulitnya mendapat tanah yang subur dan sehat tanaman di The Science Barge ini dikembangkan dengan cara hidroponik, sehingga tanaman mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkannya dari air bukannya dari tanah, karena selain sulit didapat. 

The Sun Moon Mansion di China (Gambar: Google)

The Sun Moon Mansion, Cina
Yang keempat adalah bangunan yang bernama The Sun Moon Mansion berada di China. Karena China merupakan negara dengan populasi manusia terbanyak di dunia, pemerintah China mempunya rencana untuk meggunakan teknologi yang dapat terbarukan untuk mencegah kelangkaan yang bisa terjadi pada sumber energi yang tak terbarukan. Salah satu cara pemerinta China untuk mencapai keinginannya menggunakan teknologi terbarukan adalah dengan membangun sebuah gedung yang diberi nama The Sun Moon Mansion ini. Gedung ini menyediakan fasilitas gedung kantor, konferensi, dan pelatihan. Gedung ini juga menjadi gedung yang memproduksi energi surya terbesar di dunia untuk saat ini.

The Wintles, sebuah perumahan ramah lingkungan di Inggris (Gambar: National Geographic)

Desa ramah lingkungan, Inggris
Yang kelima atau yang terakhir merupakan perumahan yang bernama The Wintles. Rumah-rumah di komplek perumahan ini adalah salah satu perumahan yang menggunakan energi paling efisien di Inggris, oleh karena itu pemerintah Inggris menyanangkan agar penduduknya tinggal di tempat-tempat seperti The Wintles.  Rumah, apartemen, dan bangunan lainnya hanya mengeluarkan emisi karbon di bawah 30 persen saja. 
Selain perumahan The Wintlets, di daerah urban teptnya berada di London juga ada perumahan ramah lingkungan yang mampu menampung ratusan rumah dan ruangan kantor. Tempat yang satu ini bernama BedZED. Perumahan BedZED dilengkapi dengan taman atap, material daur ulang, panel tenaga surya, dan lain-lain. Sehingga penduduk yang tinggal di perumahan ini dapat mengurangi emisi gas karbon sampai 50 persen. (*Restu Ade)

Roof Garden

Teknologi Roof Garden

Roof Garden

ROOF GARDEN
Pengertian
Sebuah taman atap adalah setiap taman di atap sebuah bangunan. Selain manfaat dekoratif, atap perkebunan dapat menyediakan makanan, suhu kontrol, manfaat hidrologis, arsitektur perangkat tambahan, habitat atau koridor [1] untuk satwa liar, dan rekreasi kesempatan
Taman atap dari Rockefeller Center di Manhattan.
Sejarah
. Manusia telah tumbuh tanaman di atas struktur sejak jaman dahulu. Ziggurats kuno di Mesopotamia (4th milenium SM-600 SM) telah penanaman pohon dan semak-semak di permukaan tanah teras. Sebuah contoh di Roma kali adalah Villa dari Misteri di Pompeii, yang memiliki teras tempat tinggi tanaman sudah dewasa. [2] Sebuah taman atap juga telah ditemukan di sekitar balairung Romawi-Byzantium di Kaisarea. [3] di Mesir abad pertengahan kota Fustat memiliki sejumlah bangunan tinggi bangunan yang Nasir Khusraw pada awal abad ke-11 digambarkan sebagai naik sampai 14 cerita, dengan taman atap cerita di atas lengkap dengan ditarik sapi-roda air untuk mengairi mereka. [4]

Dampak Lingkungan

.Taman atap yang paling sering ditemukan di lingkungan perkotaan. Tanaman memiliki kemampuan untuk mengurangi penyerapan panas secara keseluruhan gedung yang kemudian mengurangi konsumsi energi. “Penyebab utama panas build-up di kota-kota adalah insolation, penyerapan radiasi matahari oleh jalan dan gedung di kota dan penyimpanan panas ini dalam bahan bangunan dan selanjutnya kembali radiasi. Tanaman Namun permukaan, sebagai hasil dari transpirasi, tidak bangkit lebih dari 4-5 ° C di atas ambien dan kadang-kadang dingin. “[5] Hal ini kemudian diterjemahkan ke dalam pendinginan lingkungan antara 3,6 dan 11,3 derajat Celsius (6,5 dan 20,3 ° F), tergantung pada wilayah di bumi (di daerah panas, suhu lingkungan akan menjadi dingin lebih). The study was performed by the University of Cardiff. [ 6 ] Studi ini dilakukan oleh University of Cardiff. [6]
Sebuah penelitian di National Research Council Canada menunjukkan perbedaan antara atap dengan atap tanpa taman-taman dan kebun terhadap suhu. Hasil studi menunjukkan efek suhu pada lapisan yang berbeda dari setiap atap pada waktu yang berbeda sepanjang hari. Kebun atap jelas sangat bermanfaat dalam mengurangi pengaruh suhu terhadap atap tanpa kebun. “Jika diadopsi secara luas, taman atap dapat mengurangi pulau panas perkotaan, yang akan menurun asap episode, masalah yang terkait dengan stres dan lebih panas konsumsi energi lebih rendah.”
Selain untuk taman-taman atap memberikan ketahanan terhadap radiasi termal, taman atap juga bermanfaat dalam mengurangi hujan melarikan diri. Sebuah taman atap dapat menunda melarikan diri; mengurangi kecepatan dan volume kabur. “Sebagai kota berkembang, tembus substrat diganti dengan struktur tahan seperti bangunan dan jalan beraspal .Storm run-off air dan limbah gabungan peristiwa melimpah sekarang masalah utama bagi banyak kota di Amerika Utara . Solusi utama adalah untuk mengurangi aliran puncak dengan menunda (misalnya, mengontrol aliran mengalir di atas atap) atau penahan run-off (misalnya, hujan penahanan baskom. Taman atap dapat menunda peak flow dan mempertahankan run-off untuk kemudian digunakan oleh tanaman.

Global Warming

GLOBAL WARMING

        Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Apakah Penyebab Pemanasan Global?

Pemanasan global merupakan fenomena global yang disebabkan oleh aktivitas manusia di seluruh dunia, pertambahan populasi penduduk, serta pertumbuhan teknologi dan industri. Oleh karena itu peristiwa ini berdampak global. Beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan terjadinya pemanasan global terdiri dari:
Konsumsi energi bahan bakar fosil.  Sektor industri merupakan penyumbang emisi karbon terbesar, sedangkan sektor transportasi menempati posisi kedua. Menurut Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (2003), konsumsi energi bahan bakar fosil memakan sebanyak 70% dari total konsumsi energi, sedangkan listrik menempati posisi kedua dengan memakan 10% dari total konsumsi energi. Dari sektor ini, Indonesia mengemisikan gas rumah kaca sebesar 24,84% dari total emisi gas rumah kaca.
Indonesia termasuk negara pengkonsumsi energi terbesar di Asia setelah Cina, Jepang, India dan Korea Selatan. Konsumsi energi yang besar ini diperoleh karena banyaknya penduduk yang menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energinya, walaupun dalam perhitungan penggunaan energi per orang di negara berkembang, tidak sebesar penggunaan energi per orang di negara maju. Menurut Prof. Emil Salim, USA mengemisikan 20 ton CO2/orang per tahun dengan jumlah penduduk 1,1 milyar penduduk, Cina mengemisikan  3 ton CO2/orang per tahun dengan jumlah 1,3 milyar penduduk, sementara India mengemisikan 1,2 ton CO2/orang dengan jumlah 1 milyar penduduk.
Dengan demikian, banyaknya gas rumah kaca yang dibuang ke atmosfer dari sektor ini berkaitan dengan gaya hidup dan jumlah penduduk. USA merupakan negara dengan penduduk yang mempunyai gaya hidup sangat boros, dalam mengkonsumsi energi yang berasal dari bahan bakar fosil, berbeda dengan negara berkembang yang mengemisikan sejumlah gas rumah kaca, karena akumulasi banyaknya penduduk.
Sampah. Sampah menghasilkan gas metana (CH4). Diperkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metana. Sampah merupakan masalah besar yang dihadapi kota-kota di Indonesia. Menurut Kementerian Negara Lingkungan Hidup pada tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan di Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 0,8 kg/hari dan pada tahun 2000 terus meningkat menjadi 1 kg/hari. Dilain pihak jumlah penduduk terus meningkat sehingga, diperkirakan, pada tahun 2020 sampah yang dihasilkan mencapai 500 juta kg/hari atau 190 ribu ton/tahun. Dengan jumlah ini maka sampah akan mengemisikan gas metana sebesar 9500 ton/tahun. Dengan demikian, sampah di perkotaan merupakan sektor yang sangat potensial, mempercepat proses terjadinya pemanasan global.
Kerusakan hutan. Salah satu fungsi tumbuhan yaitu menyerap karbondioksida (CO2), yang merupakan salah satu dari gas rumah kaca, dan mengubahnya menjadi oksigen (O2).  Saat ini di Indonesia diketahui telah terjadi kerusakan hutan yang cukup parah.  Laju kerusakan hutan di Indonesia, menurut data dari Forest Watch Indonesia (2001), sekitar 2,2 juta/tahun. Kerusakan hutan tersebut disebabkan oleh kebakaran hutan, perubahan tata guna lahan, antara lain perubahan hutan menjadi perkebunan dengan tanaman tunggal secara besar-besaran, misalnya perkebunan kelapa sawit, serta kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hutan Tanaman Industri (HTI). Dengan kerusakan seperti tersebut diatas, tentu saja proses penyerapan karbondioksida tidak dapat optimal.  Hal ini akan mempercepat terjadinya pemanasan global.
Menurut data dari Yayasan Pelangi, pada tahun 1990, emisi gas CO2 yang dilepaskan oleh sektor kehutanan, termasuk perubahan tata guna lahan, mencapai 64 %  dari total emisi CO2 Indonesia yang mencapai 748,61 kiloTon. Pada tahun 1994 terjadi peningkatan emisi karbon menjadi 74%.
Pertanian dan peternakan.  Sektor ini memberikan kontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca melalui sawah-sawah yang tergenang yang menghasilkan gas metana, pemanfaatan pupuk serta praktek pertanian, pembakaran sisa-sisa tanaman, dan pembusukan sisa-sisa pertanian, serta pembusukan kotoran ternak. Dari sektor ini gas rumah kaca yang dihasilkan yaitu gas metana (CH4) dan gas dinitro oksida (N20).  Di Indonesia, sektor pertanian dan peternakan menyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 8.05 % dari total gas rumah kaca yang diemisikan ke atmosfer.

Contoh penyebabnya

1. Polusi Karbondioksida dari pembangkit listrik bahan bakar fosil
Ketergantungan kita yang semakin meningkat pada listrik dari pembangkit listrik bahan bakar fosil membuat semakin meningkatnya pelepasan gas karbondioksida sisa pembakaran ke atmosfer. Sekitar 40% dari polusi karbondioksida dunia, berasal dari produksi listrik Amerika Serikat. Kebutuhan ini akan terus meningkat setiap harinya. Sepertinya, usaha penggunaan energi alternatif selain fosil harus segera dilaksanakan. Tetapi, masih banyak dari kita yang enggan untuk  melakukan ini.

2. Polusi Karbondioksida dari pembakaran bensin untuk transportasi
Sumber polusi karbondioksida lainnya berasal dari mesin kendaraan bermotor. Apalagi, keadaan semakin diperparah oleh adanya fakta bahwa permintaan kendaraan bermotor setiap tahunnya terus meningkat seiring dengan populasi manusia yang juga tumbuh sangat pesat. Sayangnya, semua peningkataan ini tidak diimbangi dengan usaha untuk mengurangi dampak.

3. Gas Metana dari peternakan dan pertanian.
Gas metana menempati urutan kedua setelah karbondioksida yang menjadi penyebab terdinya efek rumah kaca. Gas metana dapat bersal dari bahan organik yang dipecah oleh bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen, misalnya dipersawahan. Proses ini juga dapat terjadi pada usus hewan ternak, dan dengan meningkatnya jumlah populasi ternak, mengakibatkan peningkatan produksi gas metana yang dilepaskan ke atmosfer bumi.

4. Aktivitas penebangan pohon
Seringnya penggunaan kayu dari pohon sebagai bahan baku membuat jumlah pohon kita makin berkurang. Apalagi, hutan sebagai tempat pohon kita tumbuh semakin sempit akibat beralih fungsi menjadi lahan perkebunan seperti kelapa sawit. Padahal, fungsi hutan sangat penting sebagai paru-paru dunia dan dapat digunakan untuk  mendaur ulang karbondioksida yang terlepas di atmosfer bumi.

5. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan

Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam tanah dapat mencemari sumber-sumber air minum kita.

Dampak Negatif Global Warming

1. Penyebaran Penyaki
Seperti yang terdapat pada negara-negara bagian utara yang cenderung beriklim hangat , yang menyababkan pergerakan serangga berpindah keutara , yang kebanyakan membawa wabah serta penyakit. Dalam hal ini para ilmuwan percaya telah terjadi di beberapa negara, yang pasti berkat pemanasan global , wabah malaria belum sepenuhnya teratasi.







2. Hangatnya suhu perairan dan lebih sering terjadinya badai

Seiring meningkatnya suhu permukaan lautan , sehingga semakin meningkatkan frekwensi serta kekuatan badai yang mungkin terjadi, kami melihatnya pada tahun 2004 dan 2005.








3. Meningkatkan intensitas serta probabilitas kekeringan serta gelombang panas

Hampir sebagian besar wilayah di bumi ini semakin basah seiring meningkatnya pemanasan global ini, akan tetapi diwilayah lainnya lebih menderita kekeringan karena kelebihan menerima gelombang panas. Dataran Afika yang paling parah dari semua ini dan beberapa kawasan eropa yang mulai mengering. Air adalah merupakan salah satu komoditas yang sangat penting dan langka di Afrika, Menurut panel antar pemerintahan di sana mengenai perubahan iklim, Pemanasan global ini cenderung memperburuk kondisi dan bisa menyebakan beberapa konflik bahkan perang.











4. Konsekwensi ekonomi
Kebanyakan efek pemanasan global secara Anthropogenik tidak menimbulkan efek yang lebih baik .seperti beberapa efek yang bisa kami katakan dibawah ini telah menimpa beberapa negara yang ada dibeberapa belahan dunia beberapa diantaranya mengenai konsekwensi ekonomi. Badai yang datang selalu menimbulkan kerusakan yang harus ditebus dengan triliunan dolar untuk perbaikan , biaya yang bdekeluarkan untuk perawatan kesehatan serta penyembuahn berbagai penyaki yang ditimbulkan serta berbagai efek samping konflik yang ada telah memperburuk semuanya.






5. Mencairnya lapisan es di kedua kutub

Pertama, hal ini akan meningkatkan permukaan air laut, Terdapat lebih dari 5.773.000 mil kubik air didalam permukaan es, gletser, dan salju abadi. Menurut pusat data salju dan es nasional, apabila semua Gletser mencair sekarang maka permukaan air laut akan meningkat sekitar 230 kaki . Untungnya ,semuanya tidak terjadi sekaligus dalam suatu waktu , akan tetapi permukaan air laut akan semakin tinggi dan maningkat.
Kedua,Mencairnya permukaan es dikutub akan membuat ekosistem dunia akan menjadi tidak seimbang. permukaan ese akan menghasilkan air bersih dan segar, dan pada saat mencair akan mengurangi kadar garam dilautan, kata orang inggris-membuat air laut menjadi kurang asin.pengurangan kadar garam pada arus teluk akan mengacaukan arus laut yang ada, yang akan mengatur suhu. Berhentinya arus atau ketidak teraturan yang ada bisa mendinginkan daerah sekitar timur laut Amerika dan bagian barat benua Eropa. Untungnya, kondisi ini berlangsung sangatlah lambat sebagai efek pemanasan global di area tersebut.
Ketiga, peningkatan temperatur dan perubahan lingkungan dilingkaran kutub utara akan sangat membahayakan beberapa jenis binatang. hanya yang paling bisa beradaptasi akan tetap bertahan.
Keempat, Pemanasan global akan berefek mencairnya lapisan es di kedua kutub yang semakin lama akan semakin menghilang. Efeknya permukaan ese yang putih itu selama ini telah memantulkan cahaya matahari dengan jumlah yang sangat banyak dipantulkan kembali keangkasa , untuk menjaga suhu bumi agar tetap dingin. Apabila lapisan es mencair , hanya permukaan lautlah yang masih tersisa untuk memantulkan sinar matahari.Warna lebih gelap akan semakin menyerap sinar matahari, yang tentunya akan semakin menghangatkan suhu bumi kita.

6. Lebih banyak Banjir

Banjir adalah salah satu bencana alam yang paling berbahaya bagi pemukiman manusia dan salah satu yang sangat potensial diakibatkan oleh pamanasan global . Sebagai efek samping dari perubahan iklim , sebuah pemanasan pada permukaan air laut yang menciptakan sebuah ekspansi thermal . Yang membuat air laut menjadi lebih hangat sehingga mengambil ruang labih banyak dibanding air dingin , yang mangakibatkan meningkatnya permukaan air laut. Ekspansi thermal telah mengakibatkan peningkatan permukaan air laut sekitar 4 sampai 8 inci (10 sampai 20 cm ), menurut data National Geographic.



7. Kebakaran hutan yang lebih sering terjadi

Sebagai planet yang semakin memanas , Pada daerah-daerah yang kering semakin rentan akan bahaya kebakaran bahkan lebih sering terkena resiko kebakaran yang semakin destruktif. pada tahun 2007, lebih dari 3000 kasus kebakaran hutan yang menyumbang kerusakan wilayah tenggara Eropa yang diakibatkan musim panas berkepanjangan sehingga tercipka kondisi yang cukup gersang dan kering sebuah situasi yang seharusnya normal sebagai efek dari rumah kaca.




8. Badai yang lebih mengganas dengan daya rusak semakin tinggi

Suhu permukaan air lau yang menjadi kunci terbentuknya formasi badai, yang merupakan salah satu konsekwensi dari pemanasan global yang pasti mencakup pembentukan topan sedta badai yang lebih besar dan dasyat serta frekwensi yang lebih sering diatas permukaan laut.







9. Kematian yang dikarenakan asap

Sebuah kombinasi yang sangat kuat antara asap knalpot kendaraan , tingkat ozon rendah , polusi udara akibat industri serta berbagai udara panas yang terjebak lainnya yang turut menyumbang terbentuknya gelombang panas. Asap merupakan ancaman kesehatan yang dapat menimbulkan gangngguan kesehatan yang cukup kronis untuk mereka yang tinggal dilingkungan perkotaan.







10. Ancaman gelombang Tsunami
Meski pemanasan global tidak secara langsung menumbulkan dampak gelombang tsunami , hal ini dapat menyebabkan berbagai kejadian yang diakibatkan dengan semakin meningkatnya permukaan planet ini . Salah satu contoh melelehnya lapisan es yang ada dikutub. menjadi sangat berat , gletser yang besar akan menimbulkan tekanan yang sangat besar pada permukaan bumi dibawahnya . Dengan berkurangnya lapisan gletser ini akan menimbulkan aktifitas vulkanik semakin meningkat serta gerakan tektonik yang kemungkinan sebagai penyebab gempa bumi , yang keduanya bisa menyebabkan tsunami.

11. Datangnya arus Dingin

Datangnya sebuah arus Dingin ditandai dengan penurunan suhu secara mendadak dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Yang pasti kalau hal ini sempat terjadi akan menjadi sesuatu yang sangat mengejutkan baik dalam dunia vegetasi maupun dunia bisnis komersial, bahkan bisa menimbulkan kematian pada hewan serta manusia melalui kecelakaan, Hipotermia dan kelaparan. Rusaknya beberapa jaringan pemipaan serta berbagai properti yang tentunya akan menimbulkan kerugian material yang tidak sedikit, bahkan apaboila tiba-tiba turun hujan salju disertai gelombang udara dingin yang tentunya akan sangat mengganggu sistim transportasi yang akan berpengaruh pada distribusi makanan, air serta perlengkapan medis.

12. Meningkatnya aktifitas Vulkanik

Sebagaimana yang telah tercatat , melelehnya proses Glasitasi dapat memicu episode baru yaitu semakin tinggi frekwensi serta tingkat bahaya aktifitas vulkanik gunung berapi. Pergeseran tekanan yang selama ini diimbangi lembaran es yang ada di kutub, tentunya akan merubah formasi tekanan yang ada dibawah permukaan lapisan es yang sangat tebal dan besar, akan berakibat bergejolaknya permukaan bumi bagian bawah seperti yang terjadi pada Icelandia , terjadinya erupsi beberapa daerah, dimana magma telah mencapai permukaan tetapi ditempat yang tidak biasanya yang merupakan titik diantara dua gunung berapi aktif. Dengan kekuatan yang dahsyat serta berkelanjutan dari sebuah aktifitas Vulkanik akan menimbulkan dampak yang cukup besar bagi kehidupan manusia bahkan apabila tiba-tiba terjadi dipusat keramaian yang padat penduduk. hai ini juga memiliki potensial untuk merubah iklim planet kita dengan menghembutkan beberapa ton gas yang akan bercampur dengan udara dibawah lapisan atmosfer kita yang tentunya akan bertahan dalam kurun waktu beberapa minggu.

Dampak positif global warming

Saat ini bumi kita jadi lebih hangat, sayangnya hangat disini tidak berarti nyaman tetapi bisa dikatakan sangat berbahaya. Suhu bumi yang naik ini telah menyebabkan terganggunya keseimbangan dan ekosistem yang ada di bumi ini. Karena bumi kita ini punya keseimbangan alam maka setiap 0,1 derajat celcius saja bisa bikin sebagian alam ini jadi rusak. Karena itu bumi ini sedang ngalami Pemanasan Global atau Global Warming. Tentunya kita sudah tidak asing lagi kan sama yang namanya Global Warming. Sebenarnya apa sih penyebab Global Warming itu sendiri??....

Global Warming adalah keadaan naiknya suhu bumi akibat gas-gas efek rumah kaca yang berbahaya. Tapi apa sih sebenarnya efek rumah kaca itu sendiri?? Yang dimaksud efek rumah kaca disini yaitu kemampuan bumi untuk memantulkan kembali gas-gas yang perlu diserap oleh bumi.Namun saat ini gas-gas yang dipantulkan kembali ke bumi banyak yang merupakan gas-gas yang berbahaya seperti gas sisa pembuangan Freon dan gas sisa pembakaran batu bara.Yang jelas efek dari Global Warming sangat berbahaya bagi kehidupan di bumi ini.

Pernah nonton film The Day After Tomorrow gak? Nah itu gambaran akibat Global Warming. Akibat dari Global Warming itu sendiri yaitu mencairnya es abadi yang ada di kutub yang dapat menyebabkan rusaknya ekosistem kutub dan naiknya permukaan air laut. Selain itu dapat diprediksikan bahwa pada tahun 2050 kita akan sulit menemukan air besih maupun udara yang bersih. Tentunya kita tidak mau kan kalau anak cucu kita mengalami krisis air dan udara bersih. Kekeringan juga akan terjadi yang juga berarti kelaparan mewabah. Begitu mengkhawatirkannya keadaan bumi saat ini, karena itu kita harus mulai peduli dengan bumi kita karena kitalah yang memegang peran penting tuk menyelamatkan kelangsungan hidup bumi.

Mulai sekarang kita harus sadar tuk menjaga kelestarian lingkungan ini yaitu bisa dengan membuang sampah pada tempatnya, mengurangi pemakaian plastic dan menggantinya denga memakai barang-barang recycle, menghemat air, tanam seribu pohon, dan tentunya kita musti mengajak teman-teman kita tuk mulai bertindak hijau karena saat ini nasib bumi kita ada dalam genggaman kita.

Eit.....Tpi nggak selamanya Global Warming memiliki dampak negatif Lho!!
Kenapa?
Karena adanya Global Warming secara tidak langsung seluruh anggota dunia telah melaksanakan perdamaian dunia dan memperkuat tali persaudaraan satu sama lain.
Kita (seluruh dunia) yang sudah tahu betul dampak negatif dari pemanasan global bagi bumi ini, memiliki rasa takut yang sama. Kita juga punya kekhawatiran yang sama akan nasib anak cucu kita. Kesamaan nasib inilah yang mendorong kita untuk, bersama-sama melangkahkan kaki untuk visi dan misi yang sama yaitu menyelamatkan bumi tercinta ini.

Akhir tahun lalu seluruh perwakilan negara-negara melakukan pertemuan besar di Bali untuk membicarakan penanggulangan masalah ini. Satu sama lain kita saling bertukar pikiran berbagai macam cara agar pemanasan global ini tidak terus berlanjut.

Global warming telah merubah iklim dan arah bertiupnya angin musiman memiliki dampak yang kompleks pada negara yang bergantung pada hasil tani dan hasil laut. Hal ini juga menjadi pembicaraan pada pertemuan yang dilaksanakan di Bali. Seluruh anggotanya berunding untuk memecahkan masalah ini.

Tampak dari penjelasan di atas, dengan adanya masalah ini, kita semua merasa senasib dan sepenanggungan. Bahkan keharmonisan ini tak sampai disini saja, setelah konferensi tersebut berlangsung semuanya sepakat akan membentuk lembaga dunia yang menghimbau, melaksanakan, serta menghimpun dana penghijauan, karena penghijauan di lahan-lahan tandus mempunyai dampak penanggulangan yang cukup besar.

Solusi Mengatasi Global Warming

1. Berhenti Atau Kurangilah Makan Daging !

Dalam laporannya yang berjudul Livestock’s Long Shadow : Environmental Issues and Options (dirilis November 2006), PBB mencatat bahwa 18% dari pemanasan global yang terjadi saat ini disumbangkan oleh industri peternakan, yang mana lebih besar daripada efek pemanasan global yang dihasilkan oleh seluruh alat transportasi dunia digabungkan ! PBB juga menambahkan bahwa emisi yang dihitung hanya berdasarkan emisi CO2 yang dihasilkan, padahal selain sebagai kontributor CO2 yang hebat, industri peternakan juga merupakan salah satu sumber utama pencemaran tanah dan sumber-sumber air bersih.


Sebuah laporan dari Earth Institute menegaskan bahwa diet berbasis tanaman hanya membutuhkan 25% energi yang dibutuhkan oleh diet yang berbasis daging. Penelitian yang dilakukan Profesor Gidon Eshel dan Pamela Martin dari Universitas Chicago juga memberikan kesimpulan yang sama : mengganti pola makan daging dengan pola makan vegetarian 50% lebih efektif untuk mencegah pemanasan global daripada mengganti sebuah mobil SUV dengan mobil hibrida. Seorang vegetarian dengan standar diet orang Amerika akan menghemat 1,5 ton emisi rumah kaca setiap tahunnya ! Seorang vegetarian yang mengendarai SUV Hummer masih lebih bersahabat dengan lingkungan daripada seorang pemakan daging yang mengendarai sepeda !.

2. Batasilah Emisi Karbondioksida !

Bila memungkinkan, carilah sumber-sumber energi alternatif yang tidak menghasilkan emisi CO2 seperti tenaga matahari, air, angin, nuklir, dan lain-lain. Bila terpaksa harus menggunakan bahan bakar fosil (yang mana akan menghasilkan emisi CO2), gunakanlah dengan bijak dan efisien. Hal ini termasuk menghemat listrik dan energi, apalagi Indonesia termasuk negara yang banyak menggunakan bahan bakar fosil (minyak, batubara) untuk pembangkit listriknya. Matikanlah peralatan listrik ketika tidak digunakan, gunakanlah lampu hemat energi, dan gunakanlah panel surya sebagai energi alternatif.

3. Tanamlah Lebih Banyak Pohon !

Tanaman hijau menyerap CO2 dari atmosfer dan menyimpannya dalam jaringannya. Tetapi setelah mati mereka akan melepaskan kembali CO2 ke udara. Lingkungan dengan banyak tanaman akan mengikat CO2 dengan baik, dan harus dipertahankan oleh generasi mendatang. Jika tidak, maka karbon yang sudah tersimpan dalam tanaman akan kembali terlepas ke udara sebagai CO2.

Peneliti dari Louisiana Tech University menemukan bahwa setiap acre pepohonan hijau dapat menangkap karbon yang cukup untuk mengimbangi emisi yang dihasilkan dari mengendarai mobil selama setahun. Sebuah studi yang dilakukan oleh layanan perhutanan di Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa penanaman 95.000 pohon yang dlakukan di dua kota kecil di Chicago memberikan udara yang lebih bersih dan menghemat biaya yang berhubungan dengan pemanasan dan pendinginan udara sebesar lebih dari US$ 38 juta dalam 30 tahun ke depan.

4. Daur Ulang (Recycle) dan Gunakan Ulang (Reuse)

Kalkulasi yang dilakukan di California menunjukkan bahwa apabila proses daur ulang dapat diterapkan hingga di level negara bagian California, maka energi yang dihemat cukup untuk suplai energi bagi 1,4 juta rumah, mengurangi 27.047 ton polusi air, menyelamatkan 14 juta pohon, dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga setera dengan 3,8 juta mobil !

5. Gunakan Alat Transportasi Alternatif Untuk Mengurangi Emisi Karbon

Penelitian yang dilakukan Universitas Chicago menunjukkan bahwa beralih dari mobil konvensional ke mobil hibrida seperti Toyota Prius dapat menghemat 1 ton emisi per tahun.

Mengkonsumsi makanan produk lokal akan mengurangi emisi dalam jumlah yang cukup signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Iowa State University pada tahun 2003 menemukan bahwa makanan non-lokal rata-rata menempuh 1.494 mil sebelum dikonsumsi, bandingkan dengan makanan lokal yang hanya menempuh 56 mil. Bayangkan betapa banyak emisi karbon yang dihemat dengan perbedaan 1.438 mil tersebut !

Gunakan sepeda sebanyak yang kita bisa sebagai metode transportasi. Selain menghemat banyak energi, bersepeda juga merupakan olahraga yang menyehatkan.

“Saya berusaha untuk menggunakan sepeda untuk pergi ke tempat kerja sesering yang saya bisa untuk menghemat energi” – Margot Wallstrom, Wakil Presiden dari Komisi Uni Eropa.

Berubahlah !

Satu hal yang sangat penting di samping lima hal yang dapat kita lakukan di atas adalah keinginan dan motivasi kita sendiri untuk berubah.

Saran-saran di atas tidak akan berarti jika hanya menjadi bahan bacaan tanpa tindakan yang nyata. Kita harus benar-benar mulai mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak perlu mengambil langkah ekstrim untuk langsung berubah hanya dalam semalam bila hal itu terlalu berat bagi kita. Lakukanlah secara bertahap tapi konsisten dengan komitmen kita.

Jadilah contoh nyata bagi lingkungan dan orang-orang di sekitar kita. Contoh dan praktek yang kita berikan sangat penting untuk menginspirasi banyak orang lainnya untuk berubah pula. Berikanlah informasi kepada orang-orang di sekitar kita sehingga mereka dapat mengerti mengenai konsekuensi dari pola hidup mereka. Dan berilah mereka dorongan untuk mencoba pola hidup mulia yang akan menyelamatkan planet kita tercinta ini.