AJI
MAULANA
20312520
4TB04
KONSEVARSI
ARSITEKTUR BENTENG DERAWAR
KONSERVASI
BENTENG DERAWAR
Gambar
1. Benteng Derawar
Benteng Derawar Benteng Derawar adalah daerah yang
dikelilingi tembok besar yang melambangkan kemegahan dari zaman kuno. Namun
para arsitek saat itu telah mampu mengembangkan konsep kekuatan - kekuatan yang
terletak pada dinding besar yang mereka pikir harus menjadi solusi terbaik
untuk perlindungan terhadap fenomena cuaca dan mata jahat dari musuh-musuh
mereka. Waktu telah membuktikan efikasi benteng bahkan setelah rentang waktu
lebih dari 1100 tahun, benteng Derawar tetap megah berdiri seperti baru
dibangun kemarin hari.
Benteng
ini dibangun dengan proporsi yang monumental, yakni terdiri dari 40 benten
pertahanan (bastion) yang berdiri tegak menakjubkan dalam formasi persegi yang
mencolok. Dinding benteng setinggi 30 meter membentuk lingkaran dengan panjang
mencapai 1.500 meter.
Gambar
2. Eksterior Benteng
Derawar
adalah benteng tertua dan sumber air tunggal di padang pasir luas Cholistan.
Benteng besar dengan menara yang kuat adalah unik, mengesankan dan dan
menginspirasi - benteng ini dapat terlihat dari jarak bermil-mil. Besar
penopang menambah kemuliaan dan rasa perlindungan, dan itulah yang menjadi
tujuan Pangeran Dew Rawal ketika ia memerintahkan pembangunan struktur ini di
tahun 852 AD.
Dev
Rawal adalah Raja Bhatti dari Jaisalmir, memerintahkan untuk membangun secara
kolosal sebuah benteng di sekitar pohon yang diyakini suci dan untuk melindungi
ternak dari serangan serigala. Pangeran Jaisalmir memagar pohon misteri demi
perlindungan dari semak suci yang masih dapat ditemukan di halaman benteng.
Terlepas dari legenda ini, benteng dibangun dengan kokoh dan membantu para
penguasa untuk bertahan dari serangan luar.
Arsitektur
benteng ini lebih berorientasi eksterior menandakan benteng ini dibangun lebih
untuk pertahanan dibandingkan dengan benteng-benteng lain. Adanya interior
seperti pada benteng benteng yang menggambarkan sikap mewah para penguasa yang
terobsesi dengan kemegahan dan pemborosan, karena interior adalah elemen
dekoratif.
Gambar
3. Bagian Benteng
Dalam
konstruksi benteng Derawa, dinding eksterior menggunakan batu bata yang
dibakar. Diyakini batu batu ini dibawa dari uch Sharif tetapi tidak diangkut
melainkan dibawa dari tangan ke tangan, simbol aktivitas pekerja kolaboratif
dan juga sebagai pengabdian kepada penguasa mereka. Sepuluh menara di setiap
sisi benteng terbuat dari batu bata tipis yang dibakar yang tidak hanya
ditambahkan ke dinding benteng, tetapi juga memberikan tampilan halus pada
benteng, sebuah fitur unik dari benteng. Di tiap menara pengawas, ada dua senjata
klasik. Sisi barat terdapat ruang bawah tanah kecil mewujudkan fitur sejati
benteng. Ada legenda yang mengatakan bahwa ruang bawah tanah ini adalah tempat
menyimpan emas.
Abbasiyah
dari Punjab diyakini telah mengambil alih benteng ini pada tahun 1735 dari
keluarga Jaisalmir, namun, pada tahun 1747 Benteng sempat terlepas dari tangan
Bahawal Nawab Khan sebelum penaklukan Shikarpur. Akhirnya Nawab Khan Mubarak
lah yang kemudian mengambil benteng ini kembali pada 1804.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar